Dari Manakah Kain Kafan Yesus Berasal?
5/27/2012
Kematian Yesus memang tidak terpapar secara jelas. Namun, kain kafan
yang dipakai untuk membungkus jenazah Yesus ternyata dipercaya masih
tersimpan. Kain kafan Turin untuk pertama kalinya sejak tahun 1990-an
bisa dilihat kembali. Kain kafan tersebut oleh beberapa penganut Katolik
Roma dipercaya pernah dipakai untuk membungkus tubuh Yesus.
Kafan Yesus
Kain Turin akan dipamerkan di Dom Turin pertengahan 2010 lalu. Pada kain
kafan terdapat cetakan seorang lelaki yang mirip Yesus. Para ahli
berpendapat kain kafan tidak mungkin berumur 2.000 tahun. Dalam
penelitian, mereka memperkirakan kain dibuat antara tahun 1260 dan tahun
1390.
Keaslian Kain Kafan dari Turin yang dipercayai sebagai kain yang
menutupi Yesus kembali dipertanyakan oleh ilmuwan lewat sebuah
penelitian terbaru. Ilmuwan Italia yang telah melakukan serangkaian
penelitian di laboratorium itu meragukan keaslian Kain Kafan dari Turin
tersebut.
Kain Kafan dari Turin dipercaya oleh gereja sebagai kain yang menutupi
Kristus karena pada kain tersebut tersamar wajah laki-laki berjanggut
seperti gambar dalam negatif film layaknya orang disalib.
Kain kafan aslinya tercatat dalam sejarah itu berasal dari tangan
seorang ksatria Prancis pada tahun 1360. Dengan panjang 13 kaki dan
lebar 3 kaki, kain kafan itu mengalami kerusakan parah karena umurnya
yang sudah berabad-abad, termasuk dari kebakaran.
Percobaan sebelumnya, yang dilakukan lewat pengukuran karbon
menunjukkan, kain kafan itu berasal dari abad ke-14. Namun, baru-baru
ini, ahli kimia Italia, Luigi Garlaschelli, kembali meragukan hal itu
dengan melakukan uji coba perbandingan. Ia menggunakan bahan dan teknik
yang digunakan pada abad pertengahan untuk menjelaskan bagaimana sebuah
cetak manusia yang disalib bisa muncul sebelum penemuan fotografi.
Profesor Garlaschelli bersama timnya menggunakan jenis kain tenunan
linen yang sama. Mereka kemudian membuatnya seperti sudah usang lewat
pemanasan dalam oven dan pencucian dengan air.
Kain itu kemudian dipakaikan pada mahasiswa yang mengenakan masker untuk
mereproduksi wajah, kemudian digosok dengan semacam tinta merah sebuah
pigmen yang terkenal pada saat. Keseluruhan proses membutuhkan waktu
seminggu, kata Profesor Garlaschelli dari University of Pavia.
Replikanya bahkan meliputi tempat-tempat yang dikatakan menunjukkan
rembesan darah Kristus yang keluar akibat pemakuan tangan dan kaki.
Lalu apakah kafan itu asli atau palsu?
Profesor Garlaschelli menyatakan,”Banyak yang masih percaya bahwa kain
kafan asli memiliki karakteristik yang tidak dapat dijelaskan. Tapi
hasil yang diperoleh jelas menunjukkan bahwa hal itu dapat dilakukan
dengan penggunaan bahan murah dan dengan prosedur yang cukup sederhana,”
katanya.
Namun, Profesor Garlaschelli mengatakan dia masih mengharapkan orang
untuk menantang penelitian ini dan yang bersikeras bahwa kain kafan yang
disimpan di Gereja Katedral Turin adalah asli.
“Kalau mereka tidak mau percaya penghitungan usia berdasarkan karbon
yang dilakukan oleh beberapa laboratorium terbaik di dunia, pasti mereka
tidak akan percaya padaku,” katanya.
Penemuan Kain Kafan dari Turin yang terlambat (abad ke-14) menjadi salah
satu alasan mengapa beberapa ilmuwan skeptis terhadap keasliannya. Tak
heran, bila Kain Kafan tersebut masih masih terus diragukan, terutama
oleh kalangan ilmuwan.
0 Komentar
Admin berhak sepenuhnya menyaring komentar yang akan ditampilkan. Berkomentarlah secara bijak dan cerdas.