Untukmu di Masa Depan
3/12/2019
Hai, bagaimana kabarmu hari ini? Baik-baik saja kan? Jika kamu bertanya bagaimana kabarku, maka jawaban dariku pasti selalu sama, "aku baik-baik saja hehe." Meskipun dengan segala hal tidak baik yang terjadi hari ini, aku akan tetap berkata seperti itu. Sebab aku tak ingin membuatmu khawatir dengan ketidak-baikan itu haha. Tapi tenang saja, malam ini masih tetap seperti biasa, aku sedang berkutat dengan ribuan baris kode, menghabiskan jatah lembur di depan layar mungil seukurun 14 inch, menghayati tiap baris demi barisnya, lalu jari jemariku menari dengan sigap memperbaiki tiap kesalahan dari aplikasi yang sedang ku kembangkan ini.
Lelah? Itu sudah pasti. Tapi lelahku tak ada artinya dan akan hilang seketika jika kamu berkata: "semangat ya, aku selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik untukmu."
Ah tapi itu hanya khayalanku, aku sendiri bahkan tak tahu dirimu siapa. Aku pun tak berani membayangkanmu sebagai sosok wanita tertentu, sudah cukup. Saat ini bayanganmu akan kubiarkan kosong apa adanya, biar nanti saja Tuhan yang menentukan siapa dirimu. Aku yakin, kamu sekarang pasti sedang mendoakanku kan? Tak mengapa, bagiku itu sudah lebih dari cukup.
Ah tapi itu hanya khayalanku, aku sendiri bahkan tak tahu dirimu siapa. Aku pun tak berani membayangkanmu sebagai sosok wanita tertentu, sudah cukup. Saat ini bayanganmu akan kubiarkan kosong apa adanya, biar nanti saja Tuhan yang menentukan siapa dirimu. Aku yakin, kamu sekarang pasti sedang mendoakanku kan? Tak mengapa, bagiku itu sudah lebih dari cukup.
Pekatnya malam yang dingin ini, sayup-sayup di luar kamar kos mungilku terdengar suara jangkrik dan kodok saling bersahutan, mereka bersenandung syahdu berzikir kepada-Nya atas nikmat hujan yang mengguyur Bogor seharian tadi. Aku iri pada mereka, sebagai makhluk yang memiliki akal, kadang aku luput dan terlupa untuk berdzikir dan bersyukur dengan semua karunia-Nya. Yang ku lakukan malah sebaliknya, berkeluh kesah seolah tiada nikmat yang pernah ku dapatkan. Astaghfirullah.
Sebenarnya banyak lagi hal yang ingin aku ceritakan padamu, tapi tak cukup rasanya jika disampaikan lewat tulisan ini. Nanti saja ya, cerita ini kusimpan dulu, kelak semuanya akan kuceritakan padamu, sambil ditemani teh hangat atau kopi buatanmu mungkin? Ketika kamu sudah siap menjadi pendengar setiaku. Terima kasih sudah bersabar menunggu, ku harap kamu tetap bisa bersabar sedikit lagi. Aku masih berjuang, mengumpul pundi-pundi rupiah untuk masa depan kita. Aku paham, hidup bukan hanya soal uang, tapi aku juga tak tega jika nanti kamu telah bersamaku hidupmu malah bertambah susah karenaku. Aku pun bukan dari keluarga berada yang selalu mengandalkan harta orangtua. Aku punya harga diri dan tanggungjawab atasmu. Bersabarlah sebentar lagi yaa. Allah tidak akan salah dalam menakar rezeki hamba-Nya :)
Untuk kamu di masa depan yang ku tak tahu siapa nama dan sosok dirimu, semoga hati dan akhlakmu selalu terjaga. Jaga selalu kehormatan dan harga dirimu ya. Semoga Allah selalu memberkahi dan melindungi setiap aktivitasmu.
0 Komentar
Admin berhak sepenuhnya menyaring komentar yang akan ditampilkan. Berkomentarlah secara bijak dan cerdas.