Pernikahan yang Gagal

3/23/2019

Bukan, judul kali ini bukanlah cerita tentang kisah kehidupanku. Aku bahkan belum punya pengalaman dalam pernikahan hahaha. Tulisan ini sengaja kutulis berdasarkan pengalaman dari beberapa teman yang sering curhat mengenai kondisi rumah tangganya kepadaku. Berat memang, mendengar keluhan sementara si pendengarnya saja tidak punya pengalaman dan belum merasakan hal itu wkwk. Ada sih beberapa, mungkin karena pernah merasakan broken home, aku sedikit mengerti berbagai konflik dan masalah dalam rumah tangga.

Aku pun sering bingung, kenapa mereka mau sepercaya itu menceritakan 'aib' nya kepadaku. Apa karena aku yang terlalu membuka diri dengan cerita mereka? wkwk. Sejak dulu aku memang selalu jadi sasaran banyak teman-temanku. Kecewa, patah hati, dicurangi, disakiti; adalah beberapa tema curhat paling populer yang sering ku dengarkan. Dulu baik laki-laki maupun perempuan, semuanya aku ladenin. Sampai suatu ketika... terjadilah peristiwa dimana beberapa klien curhat perempuanku (iyaaa beberapa wkwk) jadi baper dan merasa nyaman denganku, ujung-ujungnya mereka malah berbalik menaruh harapan wkwk. Semenjak itu aku jadi trauma menerima curhatan wanita, kita welcome eh dia malah kebablasan 😂 Tapi jujur aku senang menjadi pendengar. Setidaknya dari beragam cerita mereka aku bisa belajar banyak hal, apalagi jika cerita itu belum pernah ku alami, minimal sudah punya gambaran tentang apa yang harus dilakukan jika kelak qadarullah malah aku yang merasakannya. Aku pun senang jika sebelum datang dan bercerita wajah mereka muram, namun setelah menceritakan semuanya kepadaku, wajah mereka kembali tersenyum dan berseri seperti tiada beban. Ah bagiku itu adalah suatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri bisa membantu teman keluar dari keterpurukannya.

Oke, kembali ke judul. Jadi, ada banyak sekali curhatan temanku tentang kehidupan mereka pasca menikah. Banyak? Iyaaa banyak! Entah karena umurku yang semakin menua, atau lingkaran pertemananku yang semakin banyak 'orang tua,' aku pun sering mendengar keluh kesah mereka. Alhamdulillah sebagian besar menemukan jalan keluar, meskipun ada beberapa yang sudah terasa buntu sehingga harus berakhir dengan perpisahan 😔 Dan hampir semua cerita mereka tipenya sama "merasa tidak dihargai", beberapa ada juga yang merasa shock dengan sifat asli pasangannya yang baru ketahuan aslinya setelah sekian waktu menjalani pernikahan, sehingga merasa sudah tidak ada lagi kecocokan diantara mereka.

Akupun sempat browsing dan mencari data tingkat perceraian di Indonesia, dan ternyata... hasilnya mengerikan: Berdasarkan data dari Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung pada periode 2014-2016 perceraian di Indonesia trennya memang meningkat. Dari 344.237 perceraian pada 2014, naik menjadi 365.633 perceraian di 2016. Rata-rata angka perceraian naik 3 persen per tahunnya. Data itu kudapat dari salah satu portal berita nasional.

Berbanding lurus dengan banyaknya cerita tentang pernikahan yang kandas di tengah jalan. Apakah semakin membuatku takut menikah? Hmm bisa iya bisa tidak wkwk. Iya karena dulunya aku menargetkan diri untuk menikah di usia muda (dengan berbagai faktor pertimbangan), namun makin kesini aku seperti merasa bahwa persiapanku belum cukup. Ada banyak hal yang harus kupelajari secara matang sebelum benar-benar serius lanjut ke jenjang itu. Sebab bukan perkara main-main, menikah adalah ibadah seumur hidup, jika salah arah maka dampaknya fatal pula. Apalagi salah satu ustadz pernah bilang jika secara pribadi sholeh namun tidak bisa membawa sekeluarga menjadi baik maka si pria itu akan terjerumus ke neraka karena tidak bisa bertanggungjawab atas keluarganya. Lah yang sholeh saja bisa terjerumus apalagi yang tidakk??

Tapi namanya hidup pasti akan selalu berhadapan dengan masalah, termasuk setelah menikah. Bahkan dalam riwayat-riwayat sirah, rumah tangga Rasulullah juga tak luput dari konflik dengan istri, hanya saja beliau adalah teladan terbaik dalam menghadapi masalah seperti itu, semuanya terselesaikan secara elegan tanpa ada yang terzholimi. Masya Allah~




Alhamdulillah, semakin kesini, semakin banyak insight baru yang kudapatkan dari pernikahan. Berawal dari permasalahan teman-temanku itu, aku pun semakin giat memburu ilmu-ilmu pernikahan, entah itu secara online maupun offline. Padahal dulu aku adalah salah satu orang yang ga suka bahkan benci kalo kajian isinya membahas nikah-nikahan mulu, terlalu menye-menye menurutku, i hate that. Well ternyata di luar masih banyak kajian-kajian bermanfaat yang isinya bukan bikin baper para jomblo lalu manas-manasin untuk nikah muda, tapi membuat para jomblo-jomblo ini semakin bersemangat untuk meningkatkan kualitas dirinya haha. Memang sih, pemateri kajian/seminar pra nikah itu seharusnya diisi oleh orang-orang yang sudah memahami asam garam pernikahan, bukan oleh orang-orang yang baru menikah setahun dua tahun hmm -_-

Ada banyak ustadz yang bagus-bagus dalam membawa masalah pernikahan, tapi yang paling menjadi favoritku ustadz Nuzul Dzikri, selain pembawaannya yang lembut, tenang, dan tidak terburu-buru, beliau juga faqih masalah psikologi keluarga, jadi benar-benar perfect kalo membawa tema tentang pernikahan dan keluarga. bahkan ada kajian khusus beliau dengan judul tema "wedding series" sampai sekian episode, yang membahas lengkap mulai dari tahap ketika jatuh cinta sampai tahap ketika bahtera rumah tangga sudah terbentuk. Well nanti di akhir tulisan ini akan aku cantumin video satu episode yang sudah cukup merangkum beberapa episode sebelumnya. Tapi saranku sih harus bener bener nonton dari episode awal, biar lebih matang ilmunya haha.

Kemudian ada ustadz Salim A Fillah, beliau juga pernah kuliah di ilmu psikologi dengan konsentrasi di bidang keluarga, jadi isi kajiannya selalu tepat sasaran menurutku. Ditambah lagi beliau sudah menulis buku-buku khusus yang membahas tentang pernikahan. So, ilmunya sudah tidak diragukan lagi. Ada juga sederet nama seperti ust Adi Hidayat, ust Raehanul Bahraen, ust Bendri Jaisyurrahman, ust Fauzil Adhim, ust Abdullah Zaen, dll. Ah pokoknya banyak.

Ilmu-ilmu dari mereka banyak aku aplikasikan ke teman-temanku yang bermasalah dengan rumah tangganya. Alhamdulillah cukup banyak juga yang merasa terbantu. Entahlah bagaimana nanti kalo akunya udah nikah, apakah masih bisa diterapkan atau tidak, semoga saja masih 😂

Penutup tulisan ini rencananya ingin kutulis dengan saran, tapi rasanya tak pantas saja mengingat diriku sendiri juga masih jomblo dan resah dengan calon yang belum tampak siapa gerangan😂

Jadi yaa, sekian dulu untuk hari ini. Semoga tulisan gaje ini bermanfaat. Terima kasih bagi yang udah mau baca. Pamit dulu, assalamu'alaykum



You Might Also Like

0 Komentar

Admin berhak sepenuhnya menyaring komentar yang akan ditampilkan. Berkomentarlah secara bijak dan cerdas.

Follow Me