Dunia Ini Kejam
6/01/2019
Hidup memang keras, dunia memang kejam. Maka kehidupan tak
cukup dikesahkan dengan banyak keluhan, bahkan tak cukup dihadapi dengan selalu
menjadi benalu di kehidupan orang. Kita harus mampu menjalaninya, walau bersama
atau dalam kesendirian. Hah, rasanya memang berat, menjalani setiap ujian
yang bertubi.
Yang dibelakang bukan
berarti tidak bisa menjadi yang terdepan. Cukup menancap 'gas' dan konsistensi
semangat mengejar ketertinggalan. Aku merasa, saat ini posisiku sedang
terbelakang. Kadang mencoba melihat sekeliling dan kawan, sungguh mereka telah
jauh melampauiku. Mungkin ini bukan jalanku, namun aku harus tetap berjalan
pada jalan itu. Berjuang hingga akhir, hingga sampai di persimpangan. Setelah
ada pilihan jalan, rasanya ingin memutar kendaliku, dan berlari pada jalan yang
aku impikan. Saat ini, hanya mampu berjuang, bertahan hingga sampai di
persimpangan.
Suatu saat mungkin takdir akan memaksaku untuk menyerah. Di
sela ikhtiar, hanya mampu berdoa, semoga keajaiban akan tiba. Menyerah
memang bukan pilihan. Walaupun semangat telah runtuh, kaki sudah melepuh, dan raga tak mampu berdiri, namun masih ada satu hal bagi seorang pecundang ini untuk
melakukan usaha. Berdoa. Begitulah, dipaksa untuk pasrah oleh keadaan,
ketika memang tak ada lagi hal yang mampu dilakukan.
Jalanku semakin terjal, berkabut, jauh tak berujung. Aku terus tergopoh walau tak melihat pencerahan. Terseok, lunglai
dalam kegelapan. Meraba dalam ketidakpastian. Aku hanya menggenggam sebatang lilin
kecil, yang suatu saat mungkin akan padam. Semoga Tuhan menuntunku selalu dalam cahaya-Nya. Yang tak pernah padam.
0 Komentar
Admin berhak sepenuhnya menyaring komentar yang akan ditampilkan. Berkomentarlah secara bijak dan cerdas.