“Ini Tidak Mungkin! Muhammad pasti Menggunakan Mikroskop”
1/08/2014
DR. Keith L.
Moore MSc, PhD, FIAC, FSRM adalah
Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi ) antara tahun 1989 dan
1991. Ia menjadi terkenal karena literaturnya tentang mata pelajaran Anatomi
dan Embriologi dengan puluhan kedudukan dan gelar kehormatan dalam bidang
sains.
Dia menulis
bersama profesor Arthur F. Dalley II, Clinically Oriented Anatomy, yang
merupakan literatur berbahasa Inggris paling populer dan menjadi buku
kedokteran pegangan di seluruh dunia. Buku ini juga digunakan oleh para
ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia.
“Tidak
mungkin ayat ini ditulis pada tahun 7 Masehi, karena apa yang terkandung di
dalam ayat tersebut adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu
pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!”
Para
Mahasiswa tersebut lalu berkata, “Prof, bukankah saat itu Mikroskop juga belum
ada?”
“Iya, iya
saya tau. Saya hanya bercanda, tidak mungkin Muhammad yang mengarang ayat
seperti ini,” jawab sang profesor.
“Kemudian
Kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqoh (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu
yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami menjadikannya mahluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah
Pencipta yang paling baik” [QS. Al Mu'minuun: 13-14]
Jika di
cermati lebih dalam, sebenarnya ‘alaqoh’ dalam pengertian Etimologis yang biasa
di terjemahkan dengan ‘segumpal darah’ juga bermakna ‘penghisap darah’, yaitu
lintah.
Padahal
tidak ada pengumpamaan yang lebih tepat ketika Embrio berada pada tahap itu,
yaitu 7-24 hari, selain seumpama lintah yang melekat dan menggelantung di
kulit.
Embrio itu
seperti menghisap darah dari dinding Uterus, karena memang demikianlah yang
sesungguhnya terjadi, Embrio itu makan melalui aliran darah. Itu persis seperti
lintah yang menghisap darah. Janin juga begitu, sumber makanannya adalah dari
sari makanan yang terdapat dalam darah sang ibu.
Ajaibnya,
Embrio Janin dalam tahap itu jika di perbesar dengan mikroskop bentuknya
benar-benar seperti lintah. Dan hal itu tidak mungkin jika Muhammad sudah
memiliki pengetahuan yang begitu dahsyat tentang bentuk janin yang menyerupai
lintah lalu menulisnya dalam sebuah buku.
Padahal pada
masa itu belum di temukan mikroskop dan lensa.
Ayat
tersebutlah yang membuat sang profesor akhirnya memeluk agama Islam dan
merevisi beberapa kajian ilmiahnya karena Al-Quran ternyata telah menjawab
beberapa bagian yang selama ini membuat sang profesor gusar.
Ia merasa
materi yang ditelitinya selama ini terasa belum lengkap atau ada tahapan dari
perkembangan Embrio yang kurang.
0 Komentar
Admin berhak sepenuhnya menyaring komentar yang akan ditampilkan. Berkomentarlah secara bijak dan cerdas.