"Berhentilah Menjadi Gelas"
12/12/2012
Seorang guru
mendatangi muridnya yang belakangan ini selalu tampak murung, “Kenapa
kau selalu murung, Nak ? Bukankah di dunia ini banyak hal-hal yang indah
? Ke mana perginya wajah syukurmu ?” tanya Sang Guru.
“Guru,
belakangan ini hidup saya penuh dengan masalah. Sulit bagi saya untuk
tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya” jawab murid.
Sang guru pun
berkata, “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari !
Biar ku perbaiki suasana hatimu”. Si murid pun beranjak pelan tanpa
semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali dengan
segelas air dan garam sebagaimana diminta.
“Coba ambil
segenggam garam dan masukkan ke segelas air itu!” kata sang Guru.
“Setelah itu kau minum
airnya sedikit!”. Si murid melakukannya, wajahnya meringis karena meminum air asin. “Bagaimana rasanya?” tanya sang Guru. “Asin dan perutku menjadi mual” jawab murid dengan wajah yang masih meringis.
airnya sedikit!”. Si murid melakukannya, wajahnya meringis karena meminum air asin. “Bagaimana rasanya?” tanya sang Guru. “Asin dan perutku menjadi mual” jawab murid dengan wajah yang masih meringis.
“Sekarang kau
ikut aku” sang Guru mengajak muridnya ke danau di dekat tempat mereka.
“Ambil garam dan tebarkanlah ke danau”. Si murid menebarkan garam yang
tersisa ke danau.
“Sekarang coba
minum air di danau itu” perintah sang Guru. Si murid menangkupkan kedua
tangannya, mengambil air danau, lalu meminumnya. Ketika air danau yang
dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, sang Guru bertanya
kepadanya “Bagaimana rasanya?”. “Segar, segar sekali” kata sang murid. Tentu saja, danau ini
berasal dari aliran sumber air di atas bukit sana. Dan airnya mengalir menjadi
sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti juga air danau ini menghilangkan
rasa asin yang tersisa di mulutnya.
“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?” tanya sang Guru. “Tidak sama sekali” kata
si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya
tersenyum, dan membiarkan muridnya meminum air danau sampai puas.
“Nak!” kata sang
Guru setelah muridnya selesai minum “Segala masalah di dalam hidup ini
seperti segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami dalam
kehidupanmu itu sudah di pertimbangkan oleh Allah, sesuai untuk dirimu.
Jumlahnya tetap segitu-gitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah.
Setiap manusia yang lahir di dunia ini pun demikian."
Si murid terdiam
mendengarkan. “Tapi nak, rasa ‘asin’ dari penderitaan yang dialami itu
sangat tergantung dari besarnya qolbu (hati) yang menampungnya. Jadi, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan
qolbu di dalam dadamu itu menjadi sebesar danau”
Lapangkan hatimu, teguhkan pendirianmu, dan hadapi masalahmu. Insya Allah masalahmu akan hilang seperti segenggam garam yang kau taburkan di danau ini.
0 Komentar
Admin berhak sepenuhnya menyaring komentar yang akan ditampilkan. Berkomentarlah secara bijak dan cerdas.